Kamis, 09 Juni 2011

Uang Uang dan Uang


Assalamu’alaikum!

Ndak tau harus mulai dari mana, perasaan ane campur aduk kemarin, gan. Entri ini ane buat khusus untuk mereka yang kemarin telah dizhalimi dunia. Check it out…

SMA, ternyata susah juga untuk mendapatkan SMA yang kita inginkan. Ndak semudah membalikkan telapak tangan, gan. Apalagi di Indonesia yang konon “uang” mengatur segalanya. Ane mau menceritakan kejadian kemarin yang menimpa sahabat-sahabat ane.

SMA Negeri 1 Bekasi, adalah sekolah -yang katanya- terbaik di Bekasi. Isinya orang-orang cerdas, ndak sembarangan orang bisa menuntut ilmu di sana. Banyak teman-teman dari SMP 1 Bekasi yang mempunyai impian bersekolah di sana. Namun mereka sadar, jalan yang mereka lalui bukanlah jalan yang mulus. Mereka harus serius belajar dari awal. Kali ini ane ceritain cerita singkat sahabat ane, Abdul Aris Umar.

Abdul Aris Umar, laki-laki yang lahir pada tahun 1995 ini ane kenal dia 3 tahun yang lalu. Dia seorang yang baik hati dan tidak sombong dan berasal dari keluarga sederhana. Dia ingin sekali bersekolah di SMA Negeri 1 Bekasi. Aris pastinya belajar sungguh-sungguh agar dapat bersekolah di sana. Dia punya seorang kakak dan adik. Yap dia anak kedua dari 3 bersaudara. Ari situ lumayan banget kalau sudah berurusan dengan matematika. Agamanya pun kuat, terlihat dari kelas 7 hingga saat ini.

3 tahun berlalu, sudah saatnya ia tes di SMA Negeri 1 Bekasi (ane singkat jadi “smansa” ya). Dia mulai mengumpulkan berkas-berkas yang harus diserahkan ke pihak smansa guna mengikuti tes masuk. Seperti SKKB, nilai rapot, sertifikat-sertifikat, dan lain-lain.

Sebelum menjalani tes masuk, Aris harus melalui serangkaian tes seperti seleksi nilai rapot dan wawancara. Alhamdulillah dia lolos seleksi dan dapat menjalani tes masuk smansa. Setelah tes, Aris harus menunggu hingga tanggal 8 Juni untuk mengetahui hasilnya, apakah ia diterima atau tidak. Tidak sedikit yang bilang soal-soal tes masuk smansa banyak yang dikutip dari soal UN. Sebelum 8 Juni, Aris dan kawan-kawan harus menyerahkan SKHUN pula.

Okey teng tanggal 8 Juni. Ane langsung buka website smansa dan ternyata belum ada hasilnya. Katanya jam 10 sudah ada, tetapi terus diundur hingga beberapa jam. Kasihan yang sudah nunggu di smansa dari pagi. Ya, terus diundur hingga jam 2 siang. Sebelum jam 2 siang, Aris dkk pergi makan mie ayam guna membunuh waktu sekaligus mengisi perut. Teng tong jam 2 siang deh. Aris dkk langsung berhamburan ke papan pengumuman smansa dan alangkah sedihnya… Ketika ane sms dia apakah diterima atau tidak, ternyata tidak :(.

Aris juga kasih tau bahwa teman-teman yang lain juga ndak diterima. Wow, teman-teman yang ane maksud di sini bukanlah teman-teman biasa. Mereka semua adalah siswa-siswi yang pintarnya pintar sekali. Aneh tapi nyata, ndak mungkin ada sekolah yang menolak otak mereka. Sedangkan siswa biasa lainnya diterima. Tapi ane ndak begitu heran, soalnya sudah dari dulu ini terjadi di smansa. Ya begitulah, mungkin memang benar “uang” rajanya di sini.

Kasihan Aris, padahal orangtuanya sangat mengharapkan ia diterima. Ketika Aris pulang, ia disambut oleh tangisan ibunya :’(. Aris bilang orangtuanya sampai jual emas untuk ngasih uang kesepakatan orangtua dan sekolah jika anaknya diterima. Sungguh, miris banget, gan…

Setelah mendapat kabar buruk itu, mata ane mulai berlinang. Benarkah smansa sekejam ini? Ane langsung tanpa sadar melampiaskan seluruh isi hati ane di twitter. Dengan capslock yang menyala, mulailah ane mengumpat, haha. Ane lihat di twitter ada yang tweet kurang lebih begini, “Bagi adek kelas yang mau daftar smansa, harap nabung dari sekarang ya. Minimal 20 juta.” Hahaha. Sungguh miris ya, yang seharusnya sekolah di sana malah ndak dapet (begitu pula sebaliknya).

Walau ane ndak daftar dan tes di sana, tetapi ane tau perasaan mereka. Mereka sudah susah payah belajar hingga larut malam, ditambah shalat malam untuk mendekatkan diri pada Allah, dan terus berdoa tanpa henti, tetapi malah “digeser” oleh yang “lewat belakang”. Begitu kejamkah Indonesia ini? Di mana letak “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”-nya? Pudar kah? Apakah semuanya harus tunduk pada uang?

Apa “kalian” ndak malu menggunakan cara haram seperti itu? Bagaimana Indonesia mau maju kalau isinya cuma sampah masyarakat seperti “kalian”. “Kalian” terlalu egois dengan membiarkan siswa-siswi cerdas terbengkalai di luar sana. Ane mulai berpikir dunia ini sudah tidak punya keadilan lagi. Tetapi ane ingat ayat terakhir dari surrah At-Tin yang artinya “Bukankah Allah adalah hakim yang paling adil?”. Ya, di akhirat “kalian” harus menerima semuanya. Walau ane masih remaja, tapi ane mencoba berpikir dewasa, ane ndak peduli “kalian mau bilang ane songong, belagu dan semacamnya, ane ndak takut selama yang ane lakukan ini benar di mata Allah.

Oke buat teman-temanku yang ndak diterima, sabar aja. Kalian cuma dizhalimi sama orang-orang egois. Allah sudah punya rencana super kok. Masih banyak sekolah yang tergiur dengan kecerdasan kalian, bukan kekayaan kalian . Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar :). Mungkin saja kita orang-orang terpilih intuk menciptakan dunia yang “bersih”, siapa tau?

Wassalamu’alaikum !

4 komentar:

  1. kayanya gue otak biasa aja, duit terbatas bisa aja kok masuk smansa (hoki, usaha, doa dan gak ngegampangin). sakit loh dibilang otak biasa aja tapi bisa keterima padahal yang pinter engga keterima. emang kita gaboleh bgt bgt bgt ya?
    huhuhu....jangan gitu banget ya sama yang lain :D

    BalasHapus
  2. iya gan, tenang aja. Ndak sedikit kok yang kayak ente, temen2 ane juga biasa2 aja semuanya diterima :D. Ane yakin ndak semuanya kayak "mereka" :D

    BalasHapus
  3. gue masuk smansa ga belajar sampe larut dan ga bayar 20jt. tapi masuk lewat jalur yg bener kok.... sedih ya Ra.... kita. huhu
    jangan disamaratakan ya dek, ga semuanya gitu kok :D
    semoga temen lo ternyata dapet yg terbaik dr Allah

    BalasHapus
  4. jangan ngaku ngaku kenal gue lo Ra 'bete'. iya jgn samaratakan gue sama dia ya. krna gue lebih canik (ngespam)

    BalasHapus