Jumat, 27 Mei 2011

Preview: Hidup di Al-Bayan


Assalamu’alaikum!

Setelah puyeng berpikir semaleman, akhirnya ane memutuskan untuk menitkberatkan blog yang ane kelola sendiri ini dengan cerita kehidupan ane nanti di Al-Bayan. Check this out!


Guys, ane akan meninggalkan Bekasi kurang lebih sebulan lagi. Ane akan pergi ke Cibadak, Sukabumi untuk menuntut ilmu di pesantren Al-Bayan. Artinya ane bakal pause nge-blog dan fokus belajar. Tapi jangan sedih dulu (gak ada yang sedih kok-_-), kalau ane udah pulang kembali ke Bekasi, ane bakal nge-share pengalaman ane hidup di sana. Ane pulang ke Bekasi tiap 3 bulan sekali, jadi tunggu kedatangan ane yaa.

Bagi yang baru pertama kali hidup sebagai santri seperti ane, pasti harus menyesuaikan diri dulu. Ini terbukti ketika ane dan temen ane  Naufal Afaf tes PSB di Al-Bayan. Di sana udaranya sejuk, gak kayak di Bekasi. Soalnya Al-Bayan terletak di dataran tinggi perbukitan. Tanaman tersebar di mana-mana dari ruang guru hingga asrama. Jadi ane rasa hidup di sana bisa bikin ane sehat, gak sakit-sakitan kayak di Bekasi. Akhirnya ane menemukan tempat yang bebas asap knalpot.

Lanjut, karena berada di perbukitan, ane gak heran kalau ane harus naik turun dari bangunan satu ke bangunan yang lainnya. Misalnya dari masjid untuk sampai ke asrama, ane harus meladeni kurang lebih 20 anak tangga dahulu setiap hari. Ane juga harus naik turun tangga untuk mencapai kantin. Awalnya betis ane terasa pegel-pegel karena belum biasa. Tapi ane yakin setelah  beberapa hari tinggal di sana, ane pasti terbiasa, ditambah betis ane jadi lebih kuat. Setiap asrama disediakan satu televisi yang hanya bisa ditonton pada waktu tertentu. Ane gak terlalu peduli soalnya ane di rumah juga jarang nonton tv.

Ini cuma perkiraan aktivitas ane sehari-hari di sana. Ndak baik tidur larut malem apalagi begadang karena jam 4 pagi sudah harus bangun untuk shalat qiyamulail berjamaah di masjid, disambung dengan shalat subuh. Paginya sebelum sarapan berjamaah di kantin ane harus antri dengan 71 anak lainnya untuk mandi. Setelah perut terisi, ane dan kawan-kawan pergi ke kelas masing-masing untuk meraih ilmu dunia dan akhirat. Pulang sekolah sepertinya sebelum azan ashar dikumandangkan. Setelah shalat Ashar berjamaah, adalah waktu kosong. Ane bebas sampai Maghrib menjelang, ane bisa ke warnet (yap, ada warnet di boarding school ini), main futsal (lapangan futsalnya persis di seberang ruang kelas), jajan, ngobrol, nonton tv, dan lain-lain. Mungkin pilihan ane adalah main futsal, haha. Kapan lagi main futsal gratis setiap hari? Begitulah yang akan ane lakukan setiap Senin-jumat.

Ane masih harus pergi sekolah hari Sabtu, tetapi jam belajarnya lebih singkat yang juga berarti pulang lebih cepat. Nah hari Minggu, saatnya ane mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Ekstrakulikuler ada yang wajib dan ada yang sunnah. Ane masih bingung mau ikut ekskul apa, mungkin futsal, mungkin tahfizul Qur’an, atau mungkin sepakbola. Hari Minggu pula ane diperbolehkan meninggakan Al-Bayan untuk jalan-jalan keliling Cibadak. Tetapi sebelum zuhur ane harus sudah kembali untuk shalat Zuhur berjamaah (di Al-Bayan, shalat 5 waktu hukumnya wajib). Sepertinya itu aja yang bisa ane perkirakan.

Ane berharap akan menjadi orang yang disiplin ketika hidup di sana. Ya Allah, dampingi hamba-Mu ini ketika hidup di kota orang. Biasakanlah hamba-Mu ini hidup sebagai santri.

Maaf ya kalo entri ane kali ini ngebosenin. Akhir kata ane ucapkan terima kasih yang udah menyempatkan waktunya membaca. Semoga Allah mengganti perbuatan kalian ini :).

Wassalamu’alaikum !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar